JEMBATAN/TEROWONGAN PENGHUBUNG BATAM-SINGAPURA
Perdagangan antara Singapura dan Indonesia,terutama provinsi Kepulauan Riau sangat signifikan. Dan jika ada sebuah jembatan menghubungkan kedua kawasan, tentu angka perdagangan akan semakin signifikan Tingginya persaingan bisnis di kawasan-kawasan Asia Tenggara harus disikapi secara bijak oleh pemerintah. Solusi untuk meningkatkan investasi di Kepri saat ini adalah membangun jembatan Batam-Singapura.Rencana pembangunan jembatan ini di anggap sebagai seuah langkah yang sangat baik untuk meningkatkan efisiensi perdagangan antara Kepulauan Riau dengan Singapura. Jembatan Batam-Singapura akan sangat berpengaruh besar terhadap tingkat impor-ekspor antara Indonesia-Singapura.
Alasan kenapa
harus di bangun sebuah jembatan penghubung.Selain jarak antara kedua pulau yang cukup berdekatan,yaitu karena Setelah China- ASEAN
Free Trade Arrangements (AFTA) berlaku, keberadaan Jembatan Batam-Singapura
menjadi sebuah kesempatan baru. Ekspor-impor akan tumbuh kencang. Dan untuk
memulainya, Indonesia dalam hal ini Kepulauan Riau harus banyak berbenah.
Berdasarkan pemaparan Harry
Azhar Azis, anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari daerah pemilihan Kepulauan
Riau, menyebut, ekspor non-minyak Kepulauan Riau ke Singapura mencapai US$4
juta, sementara impor US$6,5 juta. Angka itu perdagangan yang sah dan resmi,
belum termasuk jika dihitung perdagangan ilegal di antara kedua kawasan.
Menurut beliau, total investasi di Kepulauan Riau sampai Juni 2009 adalah US$1,16 juta, di mana 72 persen datang dari Singapura. Angka investasi yang umumnya sektor industri ini telah berlipat ganda dalam sepuluh tahun.Turis masuk melalui Batam, dari 1,061 juta turis, 663 ribu di antaranya adalah dari Singapura.Perkiraan pengeluaran turis adalah US$110 perhari dan rata-rata tinggal adalah 3,15 hari.
Namun, menurut Harry, sebelum jembatan dibangun, sejumlah infrastruktur di Batam, Bintan dan Karimun harus dibenahi dahulu. "Khususnya dalam hal efisiensi”
Kedua, harus ada kebijakan umum yang fleksible untuk menyediakan jasa yang ramah, sehingga sektor industri bisa berkembang dan lebih kompetitif.
Menurut beliau, total investasi di Kepulauan Riau sampai Juni 2009 adalah US$1,16 juta, di mana 72 persen datang dari Singapura. Angka investasi yang umumnya sektor industri ini telah berlipat ganda dalam sepuluh tahun.Turis masuk melalui Batam, dari 1,061 juta turis, 663 ribu di antaranya adalah dari Singapura.Perkiraan pengeluaran turis adalah US$110 perhari dan rata-rata tinggal adalah 3,15 hari.
Namun, menurut Harry, sebelum jembatan dibangun, sejumlah infrastruktur di Batam, Bintan dan Karimun harus dibenahi dahulu. "Khususnya dalam hal efisiensi”
Kedua, harus ada kebijakan umum yang fleksible untuk menyediakan jasa yang ramah, sehingga sektor industri bisa berkembang dan lebih kompetitif.
Ketiga, kawasan BBK ini membutuhkan perhatian khusus dari
pemerintah pusat untuk menyediakan infrastruktur seperti pelabuhan yang lebih
efisien.
Kemudian, juga sinkronisasi kebijakan dan implementasi Dewan Kawasan BBK dan Dewan Pelaksana Free Trade Zone. "Problem dengan birokrasi harus dipecahkan dengan meningkatkan kapasitas dan sistem renumerasi," ujar Harry.Jika masalah-masalah di atas bisa diselesaikan, sebuah jembatan yang menghubungkan Batam dengan Singapura bisa saling menguntungkan kedua pihak. "Ide membangun Jembatan Batam-Bintan sebagaimana Jembatan Batam-Singapura lebih baik diformulasikan untuk mengembangkan ukuran pasar di kawasan tersebut," kata Harry.
Kemudian, juga sinkronisasi kebijakan dan implementasi Dewan Kawasan BBK dan Dewan Pelaksana Free Trade Zone. "Problem dengan birokrasi harus dipecahkan dengan meningkatkan kapasitas dan sistem renumerasi," ujar Harry.Jika masalah-masalah di atas bisa diselesaikan, sebuah jembatan yang menghubungkan Batam dengan Singapura bisa saling menguntungkan kedua pihak. "Ide membangun Jembatan Batam-Bintan sebagaimana Jembatan Batam-Singapura lebih baik diformulasikan untuk mengembangkan ukuran pasar di kawasan tersebut," kata Harry.
Presiden Jokowi Bersama PM Singapura Lee Hsien Liong |
Beliau memaparkan, pada kurun waktu
Januari sampai September 2016, nilai investasi yang dikucurkan pemerintah singapura di Indonesia menembus US$ 7,1
miliar Bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, angka tersebut
naik 44 persen.Presiden Jokowi dalam pertemuannya dengan Perdana
Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Semarang, Jawa
Tengah, Senin (14/11/16), berharap, nilai investasi tersebut bisa ditingkatkan
lagi.
"Dan dalam pertemuan tadi, kami
sepakat untuk terus meningkatkan kerja sama ekonomi," kata Presiden Jokowi dalam pernyataan yang dikeluarkan Bey
Machmudin, Kepala Biro Pers Istana,
Badan pengusahaan (BP) Batam juga
menjelaskan pada tahun 2016 Singapura masih menjadi investor terbesar di batam.
Sejak Batam di buka pada tahun 1971 untuk investasi asing hingga
sekarang,Singapura telah menanamkan modal sebesar US$ 125,12 Miliar atau 26,39
% dari total investasi
Selanjutnya jika benar-benar terlaksanakan jembatan antara
Batam-Singapur,Konsep yang di pakai bisa berupa jembatan kombinasi antara
Cable-Stayed Bridge dan Beam Bridge (Jembatan Grider) yang terbentang sepanjang
10 km serta 11 km terowongan dalam laut yang di bangun melewati perbatasan
kedua negara. Di karenakan jarak antara kedua negara cukup panjang yakni ±21
Km.Layaknya Jembatan-Terowongan “The Øresund /
Oresund Bridge” yang menjadi penghubung antara Swedia dan Denmark.
Oresund Bridge,Swedia-Denmark |
CABLE-STAYED BRIDGE |
GARIS BIRU(Jalur ferry Nongsapura-Tanah Merah) GARIS MERAH (Perkiraan pembangunan jembatan menurut saya) |
Menurut Saya Sangat Setuju..
BalasHapusAlangkah Baiknya Pemerintah Kota Batam Dan BP Batam harus Berbenah Dalam membenah kota batam.. dan jangan banyak kebijakan dan peraturan yang mempersulit pengusaha yang berinvestasi di kota batam. Lagian juga sekarang ekonomi batam lesu.. perusahaan banyak tutup dan pengangguran makin banyak.. listrik naik dll.. ini PR buat Pemko batam dan BP Batam intinya buat aturan yang memudahkan investor dan pengusaha.. bukan yang mempersulit dan berbelit-belit. Macam mana batam mau maju.
Itu Saja Saran Saya